kakao adalah salah satu komoditi perkebunan ekspor andalan Indonesia, saat ini indonesia berada pada urutan 3 penghasil kakao terbesar di dunia. Namun tingkat konsumsi Indonesia masih sangat rendah dan dari segi bisnis pengolahan biji kakao menjadi produk makanan yang siap konsumsi belum menjadi prioritas.
Ket: kampung kakao di daerah blitar, jawa timur
Kondisi ini tentu saja tidak sejalan dengan tingginya produksi kakao di Indonesia, yang seharusnya keunggulan tersebut bisa dijadikan sebagai wadah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan UKM pengolahan kakao ditingkat lokal. Sudah waktunya pemerintah dan swasta mendorong pengolahan biji kakao ditingkat lokal dalam bentuk UKM tani perempuan bukan hanya sebagai sarana peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya tetapi juga sebagai upaya mendorong tingkat konsumsi coklat masyarakat Indonesia, mengingat coklat memiliki manfaat bagi kesehatan dan kecerdasan anak.
Saat ini sudah ada konsep kampung kakao yang telah dikembangkan dengan model wisata pendidikan di daerah blitar, jawa timur. Tentu hal tersebut bisa menjadi salah satu referensi bagi daerah lainnya. Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk membuka ruang diskusi sekaligus mendorong lahirnya kampung kakao yang lebih banyak dengan konsep Bisnis wisata pendidikan dan UKM.
Gagasan kampung kakao dengan konsep UKM dan wisata pendidikan paling tidak bertujuan untuk ; pertama, meningkatkan kesejahteraan keluarga petani kakao dan menumbuhkan iklim usaha mandiri ditingkat lokal. Peningkatan kesejahteraan paling tidak tercermin pada dua hal, yakni adanya usaha mandiri pengolahan biji kakao menjadi produk jadi atau setengah jadi yang pastinya dapat mendatangkan keuntungan finansial kemudian dari sisi harga biji kakao yang lebih baik karena dilakukan fermentasi, mengingat biji kakao yang akan diolah menjadi produk jadi ataupun setengah jadi adalah biji kakao fermentasi. Hal ini skaligus mendorong petani berbudidaya kakao yang baik atau menerapkan Good Agriculture Practice (GAP) untuk meningkatkan kwantitas dan kwalitas biji kakaonya. Kedua, mendorong peningkatan konsumsi coklat masyarakat Indonesia secara umum dan masyarakat desa khususnya. Dengan hadirnya UKM pengolahan biji kakao dari bahan mentah menjadi barang atau produk makanan maka hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan konsumsi coklat masyarakat sekitar apalagi bila pengolahan biji kakao ini dilakukan secara manual ataupun tradisional maka akan menghasilkan produk makanan coklat yang sehat. Ketiga, menumbuhkan dan mendorong generasi muda di desa untuk menjadi petani kakao yang profesional. Salah satu ancaman terbesar masa depan pertanian dan perkebunan Indonesia adalah rendahnya angka generasi muda yang menjadi petani karena lebih banyak dari mereka tergiur untuk menjadi pegawai pemerintahan atau pegawai swasta di kota besar setelah menamatkan pendidikannya begitu pun para petani sangat jarang diantara mereka yang menginginkan generasi mereka menjadi petani. Dengan konsep kampung yang berorientasi usaha mandiri ditingkat lokal maka akan menjadi daya tarik sendiri bagi generasi muda yang ada di desa. Keempat, melalui konsep kampung kakao ini bisa membuka lapangan kerja baru untuk berbagai kalangan. Kampung kakao berbasis UKM akan menyerap tenaga kerja dan sekaligus mengurangi angka pengangguran serta membantu mengatasi masalah kemiskinan yang semakin tinggi saat ini.
Intinya sangat banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan lahirnya kampung kakao ini, baik itu dalam skala lokal maupun nasional. Keberadaan kampung kakao ini dengan konsep wisata pendidikan juga punya manfaat yang berbeda, antara lain ; kampung kakao sebagai wisata pendidikan sangat besar efeknya terhadap pembentukan karakter pelajar yang cerdas dan berwawasan lingkungan, mendorong iklim wisata pada tingkat nasional maupun internasional. Keberadaan kampung kakao dengan konsep wisata pendidikan ini akan meningkatkan angka kunjungan wisatawan domestik dan internasional yang secara langsung berkorelasi dengan pemasukan negara dan meningkatkan pemasukan berbagai sektor, pemerintahan atau swasta yang berhubungan dengan dunia wisata.
Sudah sepatutnya kita semua, selaku pemerhati kakao untuk menumbuhkan dan mendorong lahirnya kampung kakao yang memiliki manfaat tidak hanya ditingkat lokal tapi juga secara nasional sekaligus menegaskan eksistensi Indonesia sebagai produsen kakao dunia yang memiliki komitmen dan keberpihakan terhadap petani kakao.
Semoga tulisan ini menyadarkan kita betapa pentingnya peran pemerintah dan swasta untuk memperbaiki kondisi perkebunan kakao petani yang belakangan terus mengalami penurunan produksi dan kualitas, melihat dengan perspektif yang berbeda kami yakin kampung kakao mampu menumbuhkan kebersamaan dan kepedulian kita semua untuk masa depan petani dan perkebunan kakao yang lebih baik, sudah sewajarnya petani menjadi prioritas negara ini dan lewat petani pula kita mengembangkan dunia usaha untuk mengatasi persoalan kemiskinan, pengangguran dan tentu saja urbanisasi.
Comments
Post a Comment